Begini 4 Alasan Pentingnya Menghindari Membeli Barang Secara Kredit, No 2 Memang Sifat Manuisa.. Astagfirullah!

diambil dari ummi-online. beli dengan credit atau mencicil sebenarnya bisa saja, yang tidak bisa yaitu bila ada bunga yang perlu dibayar karena pembayaran dengan non tunai itu, termasuk juga ada denda bila pembayaran angsuran dikerjakan tidak pas saat. 

Seorang yang telah rutinitas beli barang dengan credit, tak tahu dengan kartu credit, bantuan leasing, bank, serta semua jenisnya, umumnya juga akan ‘kecanduan’ untuk selalu mengkredit barang. Mulai dari rumah, mobil, motor, mebel, tas, sepatu, laptop, ponsel, bahkan panci, semua juga akan dikredit meskipun dapat beli tunai. 

Tidak jadi masalah bila kita dapat meyakinkan seberapa panjang usia kita, bagaimana bila nyatanya kita berusia pendek serta tidak dapat melunasi utang credit itu? Akankah tega membiarkan pakar waris kita yang melunasinya? 

4_Alasan_Pentingnya_Menghindari_Membeli_Barang_Secara_Kredit 

Nah, di bawah ini yaitu 4 argumen supaya Teman dekat Ummi yang hoby credit barang mulai sedikit-sedikit hindari rutinitas beli barang dengan credit ini : 

1. Sangat mungkin tergelincir pada dosa riba 

Barang yang harusnya seharga 12 juta, bila dikredit lewat leasing jadi beralih jadi 18 juta-an, selisih 6 juta umumnya yaitu bunga utang yang termasuk juga dalam kelompok riba (haram), bukanlah margin penjualan (halal). Terkecuali bila kita membelinya lewat koperasi syariah yang tahu pakem mana riba serta mana jual-beli. 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris), serta dua orang saksinya. ” Beliau menyebutkan, “Mereka semuanya sama (dalam lakukan hal yang haram). ” (HR. Muslim, no. 1598) 

Tahukah begitu mengerikannya dosa riba? 

“Riba terdiri atas tujuh puluh dosa. Yang paling enteng yaitu seperti seorang menzinai ibu kandungnya sendiri. ” (HR. Ibnu Majah, no. 2274. Al-Hafizh Abu Thahir menyebutkan kalau hadits ini hasan.) 

2. Selalu terasa kekurangan serta tidak cukup hanya yang sudah dipunyai 

Rumah kecil, mobil tua, mebel telah usang, buat kita terasa lumrah untuk lakukan utang uang/credit barang, hal semacam ini bila terus-menerus dibiasakan juga akan buat kita jadi seseorang yang jauh dari sifat qonaah atau bersukur. Yakinkah bila hal yang sedikit serta kecil saja tidak dapat buat kita bersukur, jadi juga akan demikian pula saat kita sudah mempunyai suatu hal yang banyak serta besar, tetaplah takkan dapat memuaskan keinginan kita? 

“Barang siapa yg tidak mensyukuri yang sedikit, jadi ia akan tidak dapat mensyukuri suatu hal yang banyak. ” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani menyebutkan kalau hadits ini hasan seperti dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667). 

3. Tumpukan utang memaksa kita untuk membayarnya dengan beragam cara 

Lihatlah begitu banyak entrepreneur yang menggadaikan surat tempat tinggalnya supaya dapat meminjam uang untuk membuat usahanya, lalu jadi lakukan semua langkah meskipun haram untuk dapat membayar bunga riba itu. 

“Akan datang satu jaman saat manusia tak akan perduli dari tempat mana mereka memperoleh harta, apakah dari usaha yang halal atau yang haram. ” (HR. Bukhari, no. 2083, dari Abu Hurairah) 

4. Rutinitas menyebar 

Bila kita punya kebiasaan credit barang, bukanlah mustahil beberapa orang sekitaran kita juga juga akan di inspirasi untuk lakukan hal yang sama. Umpamanya pasnagan hidup serta anak-anak kita. Tidakkah ini yaitu contoh jelek yang dapat membahayakan keadaan finansial keluarga? 

Teman dekat Ummi, berdoalah pada Allah supaya dikaruniai hati yang kaya serta qonaah, selalu terasa cukup serta paling jauh dari hal yang diharamkan Allah dan RasulNya. 

“Ya Allah, saya memohon kepada-Mu panduan (dalam pengetahuan serta amal), ketakwaan, sifat ‘afaf (melindungi diri dari hal yang haram), serta sifat ghina’ (hati yang senantiasa terasa cukup atau qana’ah). ” (HR. Muslim, no. 2721 ; dari ‘Abdullah)